Kapan manusia mempunyai pemikiran untuk membuat
virus di PC? Jawabannya adalah pada tahun 1949 ketika John von Neuman, pionir
komputer digital modern yang memperkirakan adanya program yang dapat
mereplikasi dirinya sendiri.
Hal ini lalu dibuktikan oleh tiga programmer dari
AT&T Bell Laboratories yang menyaksikan program buatannya bertarung
memperebutkan kontrol atas satu komputer dalam eksperimen bernama "Core
Wars".
Fakta yang mengejutkan adalah
munculnya virus pertama yang diakui secara resmi, yaitu Brain. Mengejutkan
karena virus tersebut bukan berasal dari Amerika Serikat atau Eropa yang
dikenal sebagai negara penemu komputer, tetapi dari Pakistan. Pada tahun 1986,
dua bersaudara Basit dan Amjad, pemilik toko komputer di Lahore, Pakistan untuk
pertama kalinya berhasil memasukkan program kecil ke dalam boot sector disket
berukuran 360 KB. Menariknya, program kecil ini menetap di memori komputer
untuk menduplikasi dirinya. Penyebarannya begitu cepat, hingga akhirnya virus
ini mampu menginfeksi komputer yang berada di University of Delaware, Amerika
Serikat.
Hal ini dibuktikan dengan adanya label (c)Brain di setiap disket yang
digunakan di universitas tersebut.
Masih di tahun yang sama, Ralf
Burger penulis buku berjudul "Computer Viruses and Data Protection"
menginformasikan bahwa sebuah file sebenarnya dapat diprogram untuk melakukan
peng-copy-an secara otomatis dengan memasukkan sebuah program sederhana ke
dalam file lainnya. Untuk membuktikannya, ia menulis program sederhana yang
dinamakan VIRDEM. Hasilnya, program tersebut berhasil menginfeksi file *.COM.
Di era awal kemunculan virus, hanya
virus Stoned, Cascade, dan Jerusalem yang mendominasi. Ketika itu, virus yang
populer di Indonesia adalah Denzuko (Den Zuk atau Ohio). Menariknya, virus yang
dibuat oleh mahasiswa asal Bandung ini memiliki kemampuan menghapus virus
Brain sehingga menjadi salah satu virus pertama yang mampu menghancurkan virus
lainnya di komputer.
1988 - 1990: Permainan dimulai
Dalam perkembangan virus, tahun 1988
tercatat sebagai tahun yang tenang dan munculnya aplikasi antivirus. Sejarah
juga mencatat bahwa di tahun tersebut, IBM sebagai salah satu raksasa industri
komputer ternama sudah mulai serius menghadapi ancaman virus. Tahun 1989 mulai
menjamur penyebaran virus baru, seperti Fu Manchu dan 405 yang tersebar secara
meluas di Inggris. Sejarah juga mencatat munculnya virus bernama Datacrime yang
memiliki kemampuan menghapus seluruh isi hard disk yang terpasang di komputer.
Agar tidak mudah terdeteksi aplikasi
antivirus, muncullah konsep virus polymorphic yang diprakarsai Mark Washburn
pada tahun 1990. Washburn membuat konsep tersebut dengan memanipulasi virus
Vienna. Antivirus memerlukan waktu lebih dari dua tahun untuk mendeteksi cara
kerja virus polymorphic.
Perkembangan lain yang tidak bisa
dilupakan adalah munculnya virus baru yang bernama Dark Avenger dari Bulgaria.
Menariknya, virus ini mampu meng-upload source code-nya ke Bulletin Board
System (BBS), sehingga banyak pengguna PC yang akhirnya dapat mempelajari
teknik atau cara membuat virus. Efeknya, jumlah virus meningkat tajam. Akhir
1990, EICAR (European Institute for Computer Antivirus Research) didirikan di
Hamburg, Jerman. EICAR dibuat sebagai jawaban para pembuat antivirus terhadap
munculnya BBS pembuat virus yang lebih terorganisir. Pada saat EICAR didirikan,
tercatat lebih dari 150 virus telah beredar.
1991 - 1994: Antivirus vs
Polymorphic
Ditunjang dengan dana yang besar
serta tujuan untuk memberikan rasa aman kepada pengguna PC, tahun 1991 banyak
peru-sahaan antivirus bermunculan. Contohnya Symantec yang sukses
memperkenalkan Norton Antivirus, Central Point lewat aplikasinya yang bernama
CPAV, dan beberapa perusahaan lainnya.
Pada April 1991, muncul virus
Tequila. Virus yang ditulis oleh programmer asal Swiss ini diindikasikan
sebagai virus polymorphic pertama yang menyebar secara meluas di sejumlah
negara. Untuk mendeteksi dan mengetahui cara kerja virus tersebut, semua
penyedia antivirus butuh waktu lebih dari lima bulan. Saat ini, sebuah software
antivirus hanya butuh waktu kurang dari setengah jam untuk mendeteksi virus
baru dan tiga jam untuk menyebarkan informasinya.
Virus lainnya yang tidak kalah
menarik adalah Starship, virus polymorphic dengan kemampuan antidebugging dan
bisa mengelabui checksum. Pada tahun 1992, muncul virus Michelangelo yang
namanya diambil dari pelukis terkenal asal Italia. Virus ini fenomenal karena
penyebarannya yang meluas dan mampu menghapus seluruh isi hard disk di PC.
Awal 1993, Belanda yang merupakan
negara asal aplikasi Thunderbyte Antivirus, menjadi lokasi munculnya sekelompok
pembuat virus bernama Trident. Kelompok ini berhasil membuat program bernama
Trident Polymorphic Engine (TPE) dan sukses menyebarkan virus Girafe. Kelompok
pembuat virus lainnya adalah NowhereMan yang dibentuk oleh Nuke Group. Kelompok
ini sukses menyebarkan program Nuke Encryption Device (NED) serta virus
Itshard.
Dibuat berdasarkan aplikasi Central
Point Antivirus, Microsoft selaku pengembang sistem operasi Windows juga turut
memproduksi aplikasi antivirus yang diberi nama Microsoft Antivirus (MSAV).
Virus terus berkembang dan mulai menyebarkan dirinya lewat media lain, yaitu CD
ROM. Saat itu, banyak pengguna PC yang memanfaatkan media penyimpanan tersebut
untuk menyimpan data cadangan (backup). Sementara industri software
memanfaatkan CD ROM untuk mendistribusikan installer. Jika CD ROM diindikasikan
terinfeksi sebuah virus, tidak ada cara lain untuk membersihkannya, kecuali
membuang media penyimpanan tersebut.
Oleh Alfons Tanujaya (Vaksin.com)
Sumber : Chip Online